Sebaik-baik Manusia Adalah Orang yang Bermanfaat Bagi Sesama (H.R Buchori Muslim)
“Hidup adalah perjalanan waktu dan perpindahan tempat. Kapan pun dan di mana pun kita berada, haruslah memberi manfaat bagi sesama, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Learn, Share, Success! (Muhammad Ali Murtadlo)”

Minggu, 04 November 2012

Akhir Pekan yang Mengesankan


Matahari masih malu-malu menampakan sinarnya pagi ini, Sabtu, 02 November 2012 M. Entah kenapa, mungkin ia iri dengan saya atau karena bosan dengan manusia yang kebanyakan masih memejamkan mata. Saya hari ini terlalu bersemangat, bangun pagi dengan berbalut senyum. Ya, karena Hari ini saya berniat untuk keliling kota Gresik-Surabaya untuk berziarah ke makam wali. Saya tidak sendiri, ada satu kawan yang menemani, tak perlu saya sebutkan nama, yang jelas dia kawan spesial bagi saya.
Rute yang akan saya lalui adalah Makam Sunan Giri- Maulana Malik Ibrahim- dan terakhir di Sunan Ampel. Tiga makam ini yang menjadi tujuan utama. Pukul 07:30 kami berangkat. Ternyata, rencana kami tepat, tiba disana kira-kira pukul 08;45, perjalanan kami tempuh kurang lebih satu jam lebih. Sebenarnya kalau mau ngebut sih bisa lebih cepat, tapi pikir-pikir, lebih baik pelan tapi sampai tujuan dari pada ngebut tapi berujung benjut.
Setiba di Makam Giri kami disuguhi pemandangan yang lumayan bagus. Bagi yang sudah sering kesana pasti merasa bosan, tapi bagi yang belum pernah mungkin akan menjadi pengalaman menarik. Saya sudah sering kesana, karena selain dekat, makam sunan giri ini merupakan tempat yang harus saya lewati ketika pulang kampung. Biasanya ketika pulang kampung atau balik ke Surabaya saya menyempatkan diri mampir kesana. Selain sebagai ziarah, itung-itung sebagai tempat persinggahan istirahat. Pernah juga hanya mampir untuk makan nasi goreng tapi tidak masuk ke makam. Hehe, O ya, saat kami disana kemarin sisi depan makam sedang dalam tahap renovasi.
Saya pernah dengar teman saya bercerita. Katanya dia pernah menghitung tangga berundak yang harus dilewati menuju makam sunan giri ini. Menghitung pada saat naik dengan menghitung saat turun katanya berbeda jumlahnya. Entah apa alasanya, mungkin dia salah menghitung atau lupa dengan hitungannya saya nggak tahu, tapi setiap dia berkunjung kesana pasti menghitung dan jumlahnya pasti berbeda. Saya nggak tahu itu benar apa salah, saya hanya mempercayainya saja. Dan saat ini saya nggak kepingin menghitung, toh nggak ada manfaatnya untuk saya. Itu hanya sebuah mitos belaka.
Sampai di makam masih sepi, hanya ada beberapa rombongan yang datang. Meskipun begitu, tak mengurangi semangat kami untuk berziarah di makam sunan giri ini. Setelah selesai ziarah kami menyempatkan untuk makan pagi terlebih dahulu di warung terdekat. Dengan sepiring nasi dan segelas es teh saya nikmati makan pagi ini dengan penuh syukur, karena masih bisa melahap makanan, sedangkan banyak orang diluar sana yang mungkin tidak bisa makan pagi.
Dengan menikmati hidangan sarapan, sesekali kami ngobrol santai. Ngobrol seputar apapun, seputar pengalaman kami, kenangan-kenangan kami, dan seputar yang lain. Sempat juga ngobrol dengan si penjual makanan. Ketika saya tanya asli mana, dengan ramah dia menjawab madiun adalah kota asalnya, tapi sudah lama di gresik sekitar 20 Tahun. Kami beranjak dari Giri sekitar pukul 10:00 WIB.
***
Tujuan selanjutnya adalah makam Sunan Maulana Malik Ibrahim. Setiba disana kami dikagetkan dengan banyaknya kendaraan yang parkir di kanan kiri jalan. Banyak orang yang berseragam putih-putih memadati Alun-Alun Kota Gresik. Sampai-sampai saya kesulitan untuk memarkir motor. Terakhir saya tahu, bahwa ada acara Haul.
Kami harus jalan kaki dari Alun-Alun menuju makam karena parkir sebelah makam sudah penuh. Meskipun panas menyengat tidak meyurutkan semangat kami untuk berziarah di makam waliyullah ini. Setelah tahlil dan berdzikir di sana kami menyempatkan diri melewati lorong penjual oleh-oleh disekitar makam. Penjualnya tidak sebanyak yang ada di Makam Giri tadi, hanya beberapa penjual yang memadati lorong. Saya tidak hendak membeli apa-apa, kawanku yang hendak membelikan untuk temanya, Dodol Garut. O ya, makam Maulana Malik Ibrahim sedang dilaksanakan pemugaran cungkup, jadi kami tadi tidak diperbolehkan masuk, hanya boleh di halaman luar.
Beranjak dari makam bertepatan dengan buyarnya acara haul. Otomatis jalanan super ramai. Kami harus melawan arus ingin menuju masjid jami’ untuk melaksanakan sholat dluhur. Kami melepas lelah dan penat di masjid jami’ ini setelah selesai melaksanakan sholat.
Tanpa rencana sebelumnya kami berniat untuk berkunjung ke Pantai Pasir Putih, Wisata Segoro Indah Dalegan (WISID), Panceng Gresik. Kira-kira perjalan satu setengah jam dari kota gresik. Setelah melalui perjalanan yang cukup menguras keringat, kira-kira pukul 14:30 kami sampai disana. Lelah kami terbayar ketika semilirnya angin laut menabrak tubuh kami. Hmmm, Subhanallah menakjubkan.
Ini kali kedua saya berada disana. Tapi pertama kali bagi kawan saya ini. Serasa berada di pantai kuta bali katanya. Iya, memang pantai dalegan ini menjadi obyek wisata menarik bagi warga gresik dan sekitarnya. Selain dekat, tidak perlu merogoh kocek banyak-banyak, cukup Rp.6.000 sudah bisa menikmati keindahan panorama pantai. Namun jika membawa motor akan dikenai biaya tambahan Rp. 2.500. Tempatnya juga bagus, ada wahana menarik juga. Yang ingin mandi di laut disediakan ban pelampung. Pengen sebenarnya kami mandi, tapi kami tidak membawa pakaian ganti. Niat untuk mandi kami urungkan.
Disana kami menghabiskan waktu untuk istirahat di gubuk sebelah selatan. Ditemani dengan sebotol Mizone untuk berdua, kami menikmati keindahan panorama pantai. Sempat juga menuju tepi pantai untuk menyentuh asinnya air laut. Saya sempat cuci muka dengan air laut. Terakhir kami foto-foto dengan kamera seadanya, yang penting bisa dijadikan kenang-kenangan. O ya, kami membawa kulit kerang untuk dibawa pulang. Pukul 16:00 kami meninggalkan pantai dengan perasaan senang dan mengesankan.
Tujuan terkahir kami adalah makam Sunan Ampel Surabaya. Kami tiba pukul 18:00 WIB. Setelah memarkir motor saya langsung menuju kamar mandi yang berada di samping makam, untuk mandi membersihkan badan setelah seharian berjibaku dengan polusi dan teriknya matahari. Seusai sholat magrhib kami baru berdzikir dan tahlil di makam. Dengan suasana sepi karena waktunya sholat isya’ dan bagian dalam makam ditutup kami membaca tahlil di bagian luar makam.
Setelah tahlil selesai, kami menyempatkan melewati lorong-lorong pedagang. Kiri kanan jalan banyak kami temui oleh-oleh khas Ampel. Mulai dari busana muslim, kurma, acesoris, tasbih, mainan anak-anak sampai penjual makanan. Perut kami berontak ketika melihat lapak penjual mie ayam. Akhirnya kami memutuskan untuk mengunjunginya, eh ternyata mie ayam habis, bukan rizki kami berarti. Kami berbelok di Penjual Bakso sebelahnya, dan mengisi ulang perut dengan semangkuk bakso. Sambil menikmati bakso kami asyik Ngobrol dengan dibalut saling senyum membuat suasana makin akrab. Kamipun saling bertukar cerita. Setelah melihat arloji menunjukan pukul 20:00 WIB, kami memutuskan untuk pulang. Hmmmm, Akhir pekan yang mengesankan.

Muhammad Ali Murtadlo
Surabaya, 02 November 2012 M

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India