Sebaik-baik Manusia Adalah Orang yang Bermanfaat Bagi Sesama (H.R Buchori Muslim)
“Hidup adalah perjalanan waktu dan perpindahan tempat. Kapan pun dan di mana pun kita berada, haruslah memberi manfaat bagi sesama, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Learn, Share, Success! (Muhammad Ali Murtadlo)”

Minggu, 16 Oktober 2011

Pengangguran Terdidik itu Muncul Lagi


Ribuan orang memadati lapangan IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 08 Oktober 2011,  untuk melaksanakan proses pengukuhan sebagai sarjana. Tercatat pada wisuda yang ke-66 kali ini IAIN Sunan Ampel Surabaya mengukuhkan sekitar 1.233 Sarjana. Terdiri dar 1003 orang jenjang S1, 217 orang magister dan 13 orang dari program doktoral. Mereka telah resmi menyandang gelar akademis sebagai sarjana, magister dan doktor.
Wisuda merupakan pertanda bahwa seseorang sudah mampu menyelesaikan proses pendidikannya. Pendidikan merupakan sarana untuk mentransformasi kehidupan kearah yang lebih baik. Pendidikan pun dijadikan standar stratifikasi sosial seseorang. Orang yang berpendidikan akan mendapatkan penghormatan (prestice of life) dimata publik, walaupun tidak memiliki kekayaan yang berlimpah. Dengan pendidikan yang lebih tinggi pula, seseorang akan mudah untuk memperoleh pekerjaan. Apalagi jika seseorang telah memperoleh gelar sarjana.
Seorang sarjana tentunya lebih punya bekal ilmu dan pengetahuan yang luas. Lebih mantap dalam segi profesionalitas dan pengalamannya serta memiliki jiwa kepemimpinan yang matang. Seharusnya sarjana mampu membebaskan dari belenggu pengangguran. Namun apa boleh dikata, realita di lapangan berkata sebaliknya.
Pengangguran terdidik bagi para lulusan universitas sedikit banyak telah memperbesar angka pengangguran. Dari data Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) pada 22 Maret 2010, mencatat jumlah sarjana (SI) yang masih menganggur pada Februari 2007 sebanyak 409.900 orang. Setahun kemudian, jumlahnya bertambah menjadi 626.200 orang. Jika setiap tahun jumlah kenaikan rata-rata 216.300, kemungkinan pada Februari 2012 terdapat lebih dari 1 juta pengangguran terdidik di Indonesia.
Belum ditambah pengangguran lulusan Diploma. Dalam rentang waktu 2007-2010 saja tercatat peningkatan sebanyak 519.900 orang atau naik sekitar 57 persen. Di Jawa Timur misalnya, ada lebih dari 57 ribu orang dengan gelar sarjana menganggur, dari sekitar 1 juta orang di Jatim yang mengganggur.
Penggangguran terdidik memang telah memperburuk wajah suram dunia pendidikan kita. Para lulusan yang diharapkan mampu meminimalisir pengangguran ternyata tidak mampu menjawab tantangan zaman. Akibatnya, pengangguran makin lama makin bertambah. Bahkan Indonesia mendapat ranking pertama di Asia dalam kategori jumlah pengangguran tertinggi.
Meminjam Lirik lagu Bang Iwan Fals yang berjudul “Sarjana Muda”. Sepertinya sebagian besar dari sarjana yang baru diwisuda itu akan masuk dalam golongan sarjana yang diceritakan Iwan Fals dalam lagu Sarjana Muda itu. Bang Iwan menulis syair tentang seorang sarjana pintar (sesuai kriteria di atas) yang justru sulit untuk mendapat kerja, meski sudah berjalan gontai tak tentu arah, dengan mengandalkan ijazah yang berada ditangannya, sambil menatap awan berarak dengan wajah murung yang jelas terlihat. Sampai-sampai jaketnya lusuh bercampur keringat dan debu jalanan, hingga sarjana tadi putus asa dan berkata “maaf Ibu” karena merasa gagal membahagiakan sang ibu yang telah menyekolahkannya bertahun-tahun, namun tak juga mendapatkan pekerjaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India