Ada yang menarik di Kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya pada Selasa,
12 Juni 2012 M. AMBISI (Aliansi Mahasiswa Bidikmisi) IAIN Sunan Ampel mengadakan
acara Bedah Film dan Novel Cinta Suci Zahrana (CSZ). Acara tersebut dihadiri
langsung oleh penulis sekaligus sutradaranya, Habiburahman El-shirazy.
Sejak pagi gedung Auditorium IAIN telah penuh dipadati peserta.
Sekitar enam ratus lebih peserta yang hadir dan memeriahkan acara. Entah
sesuatu apa yang mampu menyihir ratusan peserta sehingga rela menunggu
berjam-jam hanya untuk mengikuti bedah film dan novel Cinta Suci Zahrana.
Mungkin karena karisma dan pesona habiburahman el-shirazy sang novelis nomor
wahid Indonesia itu atau bukan, yang pasti mereka seperti telah terhipnotis
untuk mengikuti acara tersebut dengan antusias.
Sebenarnya acara Bedah Film dan Novel ini diagendakan akan hadir
pula bintang film dari Cinta Suci Zahrana, seperti Meyda Safira, Miller, dan Kholidi
Asadil Alam, namun dikarenakan beberapa alasan dan terbenturnya jadwal tour
maka para pemeran film tersebut tidak dapat hadir. Meskipun demikian tidak
menyurutkan antusias peserta untuk mengikuti acara hingga usai.
Habiburrahman El-shirazy yang lebih akrab disapa Kang Abik adalah novelis
No.1 Indonesia berkat karya-karyanya yang fenomenal sekaligus monumental yang
mampu menggubah jiwa para pembacanya. Diantara karya-karyanya seperti Ayat-Ayat
Cinta (AAC), Ketika Cinta Bertasbih (KCB), Dalam Mihrab Cinta (DMC), yang semuanya
telah difilmkan serta Cinta Suci Zahrana (CSZ) yang sedang dalam proses promo dan
akan ditayangkan pada 15 Agustus 2012 M di berbagai bioskop di Indonesia.
Sekitar pukul 10:00 WIB kang abik tiba di tempat acara. Sontak
gedung gemuruh oleh suara tepuk tangan menyambut kedatangannya. Secara otomatis
opening ceremony dimulai dan dilanjutkan dengan talk show.
Sebelum mengupas lebih dalam novel Cinta Suci Zahrana, kang abik terlebih
dahulu memberikan tips sekaligus motivasi bagi peserta untuk tetap semangat menulis.
Menulis apa saja, baik itu berupa tulisan fiksi maupun nonfiksi. “ Menulislah,
dan tulislah apa yang anda tahu, yang anda sukai dan yang anda kuasai dijamin
tulisan akan mengalir, lebih dalam, mengena dan enak untuk dibaca” kata kang
abik.
Dalam talk show yang berlangsung kurang lebih dua jam itu
kang abik berbagi cerita, pengalaman-pengalaman mengenai proses penggalian ide,
inspirasi, serta tokoh dan karakter dari beberapa novel karyanya, khususnya
novel Cinta Suci Zahrana. Sebenarnya cerita dari beberapa novel Best Seler
karya kang abik adalah kisah nyata, namun tugas seorang sastrawan adalah
mendramalisir sebuah cerita semenarik mungkin agar beda dengan biografi atau
kisah nyata sehingga terciptalah adikarya, berupa novel Best Seler.
Secara umum novel Cinta Suci Zahrana merupakan salah satu novel
penggubah jiwa yang menceritakan tentang zahrana, seorang wanita yang berprestasi
di bidang arsitektur. Dia telah lulus S2 namun belum membina rumah tangga.
Dalam proses pencarian pasangan hidup itulah yang menjadikan novel itu menarik
untuk diikuti. Namun yang tidak kalah menariknya adalah perjuangannya meraih
prestasi baik di dalam negeri, terutama prestasi di luar negeri yang dapat
membuat harum nama bangsa.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari novel sekaligus film itu adalah
bahwa sudah tidak ada diskriminasi kepada kaum perempuan dalam berbagai hal,
terutama dalam hal mencari ilmu. Baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak
yang sama untuk mencari ilmu. Maka dari itu tidak ada alasan untuk tidak
mencari ilmu. Menikah bukanlah waktu terakhir untuk mencari ilmu, justru dengan
telah menikah maka kita dituntut untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
Sebaliknya jangan menjadikan alasan karena mencari ilmu kemudian tidak menikah.
Karena menikah dan mencari ilmu bukanlah dua hal yang terpisah melainkan satu
kesatuan yang harus berjalan berdampingan. Kurang lebih seperti itulah yang
disampaikan oleh kang abik.
Dimuat di Citizen Reporter, Harian Surya.