Hari
Ke-42 (Rabu, 20 Jan 16)
Pertemuan kali ini adalah titik yang terhubung itu. Ketika aku
berada dalam suatu tempat aku percaya bahwa itu adalah gabungan dari beberapa
titik yang telah lalu. Hari ini aku berada di gedung Tempo di Jalan Palmerah
Barat Lantai 7. Ada acara mengenang Ben Anderson.
Sebenarnya, aku tak begitu
tahu siapa itu Ben Anderson namun setelah membaca beberapa catatan mengenai biografinya
aku sedikit tahu. Bahwa dia adalah orang asing yang begitu cinta kepada
Indonesia. Penelitian-penelitiannya mengenai peristiwa di Indonesia dia rangkum
dengan baik melalui buku-bukunya.
Saat itu, diskusi mengenang Ben Anderson yang dilaksanakan oleh
Tempo Institute, bertindak sebagai nara sumber adalah Goenawan Mohammad,
pendiri Tempo sekaligus teman akrab Ben Anderson. Mas Goen, dia biasa
dipanggil, menjelaskan kenangan-kenangannya saat pertama bertemu hingga
perjalanan hidup bersama mbah Ben serta pemikiran-pemikiran dan karya
ilmiahnya. Banyak sisi-sisi hidupnya yang patut kita ketahui, bahwa begitu
cintanya dia kepada Indonesia terutama Jawa. Sehingga dalam bukunya banyak
mengulas tentang kebudayaan jawa. Bahkan ketika ia mau mati berpesan, dikremasi
di Indonesia dan abunya ditebar di laut jawa. Dan itu sudah terlaksana.
Pembicara kedua adalah Amrih Widodo, sejarahwan senior. Dia Alumni
Cornell University, AS, tempat di mana Ben Anderson bekerja sebagai peneliti
sekaligus dosen di sana. Banyak juga yang disampaikan sampai-sampai aku tak
banyak ingat. Yang pasti dia menyinggung tentang kebudayaan SAMIN yang mulai
terkikis. Saat ini samin sudah berkebudayaan modern. Dia juga mengulas tentang
konsep kekuatan kekuasaan yang ditelurkan oleh Ben Anderson. Bahkan ketika
kesultanan solo meminta saran kepada salah seorang alumni cornel mengenai
konsep kekuasaan, si alumni menggunakan teori-teori yang dikemukakan oleh Ben
Anderson. Sehingga ada siklus dan mata rantai antara jawa dan Ben Anderson.
Acara diselingi dengan berbagai pandangan lain dari para audience
mengenai Ben. Hingga terjadi diskusi panas dan seru. Dan kemudia ditutup dengan
foto-foto. Aku berkesempatan untuk berfoto bersama Goenawan Mohamad; pendiri
Tempo, Arif Zulkifli; Pimred Tempo dan Bu Mardiyah; Direktur Tempo. Selain itu
aku bertemu dengan Daniel Dhakidae, wartawan senior dan pemimpin majalah Prisma saat itu. Serta masih banyak tokoh-tokoh lainnya.
Hari
Ke-46 (Minggu, 24 Jan 16)
Hujan turun lebat sekali saat kita hendak keluar. Minggu ini ada
acara peresmian Rumah Pergerakan Griya Gusdur. Acara itu dihadiri Gus Mus, tapi
saat kami sampai sana acara telah usai. Lalu tak ada cara lain untuk
mengabadikan momen bahwa aku pernah kesana selain foto-foto. Dengan berlagak
sok tak memandang sekeliling, aku dan Auli berfoto di depan plang bertuliskan
Griya Gusdur yang berada di serambi rumah.
depan Kantor PBNU 1 |
Dilanjut jalan ke Kantor PBNU yang jaraknya lumayan jauh. Di sana
hanya foto-foto di depan gedung PBNU yang terletak di Jalan Kramat Jaya.
Kemudian lanjut ke PGC (Pusat Grosir Cililitan) naik Busway. Di sana, membeli
Kemeja dan Celana merk BOSS. Sudah, kemudian balik ke kost.
Hari
Ke-47 (Senin, 25 Jan 16)
Pada hari ini aku mencoba untuk berdamai dengan keadaan. Memulai
minggu dengan penuh semangat. Nahas, aku tak bisa. Semangat itu tergerus oleh
kemalasan yang terlalu keras menerjang. Alhasil, aku hanya berpura-pura belajar
padahal tidak. Berpura-pura hidup padahal tidak. Berpura-pura bahagia padahal
tidak sama sekali. Hanya hampa dalam hirupan nafas. Tuhan, bimbinglah daku
menuju keadaan yang Engkau ciptakan bagi para kekasih-Mu. Ingin aku
merasakannya. Setidaknya mencicipi, meski hanya sekejap mata.
Hari
Ke-48 (Selasa, 26 Jan 16)
Pesan WA-ku ke Pak Mastuki ditanggapi dengan positif. Dia
mengapresiasi dan aku disuruh membuat proposal untuk mendapatkan bantuan. Saat
itu dia sedang berada di Amsterdam katanya. Aku memintakan kata-kata motivasi
untuk teman-teman agar lebih semangat belajar dan bisa segera ke Belanda. Yang
spesial aku meminta tulisan “M. Ali Murtadlo, You will be here soon” difoto
dengan latar belakang Amsterdam, tapi belum ditanggapi.
Episode Sebelumnya : MNC UI: Pekan Keenam
0 komentar:
Posting Komentar