Sebaik-baik Manusia Adalah Orang yang Bermanfaat Bagi Sesama (H.R Buchori Muslim)
“Hidup adalah perjalanan waktu dan perpindahan tempat. Kapan pun dan di mana pun kita berada, haruslah memberi manfaat bagi sesama, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Learn, Share, Success! (Muhammad Ali Murtadlo)”

Senin, 11 April 2016

Catatan Perjalanan Mora Nederlands Cursisten Universitas Indonesia (MNC UI): Pekan Ketujuh




Hari Ke-42 (Rabu, 20 Jan 16)
Pertemuan kali ini adalah titik yang terhubung itu. Ketika aku berada dalam suatu tempat aku percaya bahwa itu adalah gabungan dari beberapa titik yang telah lalu. Hari ini aku berada di gedung Tempo di Jalan Palmerah Barat Lantai 7. Ada acara mengenang Ben Anderson.
Sebenarnya, aku tak begitu tahu siapa itu Ben Anderson namun setelah membaca beberapa catatan mengenai biografinya aku sedikit tahu. Bahwa dia adalah orang asing yang begitu cinta kepada Indonesia. Penelitian-penelitiannya mengenai peristiwa di Indonesia dia rangkum dengan baik melalui buku-bukunya.
Saat itu, diskusi mengenang Ben Anderson yang dilaksanakan oleh Tempo Institute, bertindak sebagai nara sumber adalah Goenawan Mohammad, pendiri Tempo sekaligus teman akrab Ben Anderson. Mas Goen, dia biasa dipanggil, menjelaskan kenangan-kenangannya saat pertama bertemu hingga perjalanan hidup bersama mbah Ben serta pemikiran-pemikiran dan karya ilmiahnya. Banyak sisi-sisi hidupnya yang patut kita ketahui, bahwa begitu cintanya dia kepada Indonesia terutama Jawa. Sehingga dalam bukunya banyak mengulas tentang kebudayaan jawa. Bahkan ketika ia mau mati berpesan, dikremasi di Indonesia dan abunya ditebar di laut jawa. Dan itu sudah terlaksana.
Pembicara kedua adalah Amrih Widodo, sejarahwan senior. Dia Alumni Cornell University, AS, tempat di mana Ben Anderson bekerja sebagai peneliti sekaligus dosen di sana. Banyak juga yang disampaikan sampai-sampai aku tak banyak ingat. Yang pasti dia menyinggung tentang kebudayaan SAMIN yang mulai terkikis. Saat ini samin sudah berkebudayaan modern. Dia juga mengulas tentang konsep kekuatan kekuasaan yang ditelurkan oleh Ben Anderson. Bahkan ketika kesultanan solo meminta saran kepada salah seorang alumni cornel mengenai konsep kekuasaan, si alumni menggunakan teori-teori yang dikemukakan oleh Ben Anderson. Sehingga ada siklus dan mata rantai antara jawa dan Ben Anderson.
Acara diselingi dengan berbagai pandangan lain dari para audience mengenai Ben. Hingga terjadi diskusi panas dan seru. Dan kemudia ditutup dengan foto-foto. Aku berkesempatan untuk berfoto bersama Goenawan Mohamad; pendiri Tempo, Arif Zulkifli; Pimred Tempo dan Bu Mardiyah; Direktur Tempo. Selain itu aku bertemu dengan Daniel Dhakidae, wartawan senior dan pemimpin majalah Prisma saat itu. Serta masih banyak tokoh-tokoh lainnya. 
Hari Ke-46 (Minggu, 24 Jan 16)
Hujan turun lebat sekali saat kita hendak keluar. Minggu ini ada acara peresmian Rumah Pergerakan Griya Gusdur. Acara itu dihadiri Gus Mus, tapi saat kami sampai sana acara telah usai. Lalu tak ada cara lain untuk mengabadikan momen bahwa aku pernah kesana selain foto-foto. Dengan berlagak sok tak memandang sekeliling, aku dan Auli berfoto di depan plang bertuliskan Griya Gusdur yang berada di serambi rumah.
depan Kantor PBNU 1

Dilanjut jalan ke Kantor PBNU yang jaraknya lumayan jauh. Di sana hanya foto-foto di depan gedung PBNU yang terletak di Jalan Kramat Jaya. Kemudian lanjut ke PGC (Pusat Grosir Cililitan) naik Busway. Di sana, membeli Kemeja dan Celana merk BOSS. Sudah, kemudian balik ke kost.
Hari Ke-47 (Senin, 25 Jan 16)
Pada hari ini aku mencoba untuk berdamai dengan keadaan. Memulai minggu dengan penuh semangat. Nahas, aku tak bisa. Semangat itu tergerus oleh kemalasan yang terlalu keras menerjang. Alhasil, aku hanya berpura-pura belajar padahal tidak. Berpura-pura hidup padahal tidak. Berpura-pura bahagia padahal tidak sama sekali. Hanya hampa dalam hirupan nafas. Tuhan, bimbinglah daku menuju keadaan yang Engkau ciptakan bagi para kekasih-Mu. Ingin aku merasakannya. Setidaknya mencicipi, meski hanya sekejap mata.
Hari Ke-48 (Selasa, 26 Jan 16)
Pesan WA-ku ke Pak Mastuki ditanggapi dengan positif. Dia mengapresiasi dan aku disuruh membuat proposal untuk mendapatkan bantuan. Saat itu dia sedang berada di Amsterdam katanya. Aku memintakan kata-kata motivasi untuk teman-teman agar lebih semangat belajar dan bisa segera ke Belanda. Yang spesial aku meminta tulisan “M. Ali Murtadlo, You will be here soon” difoto dengan latar belakang Amsterdam, tapi belum ditanggapi.  

Episode Sebelumnya : MNC UI: Pekan Keenam

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India