Sejak beberapa minggu terakhir, saya menyibukan diri dengan pulang
pergi ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Jawa Timur. Selain karena kuliah belum
masuk, saya bisa dengan nyaman membaca dan menulis. Perpustakaan ini mulai
berbenah sejak diresmikan oleh Pakde Karwo, Gubernur Jatim, pada tahun 2014
silam. Saya baru akrab dengan perpustakaan ini selama liburan bulan puasa 2017.
Sebelumnya tak pernah terfikirkan kalau ada perpustakaan yang nyaman seperti
ini di Surabaya.
Semenjak kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya pada 2010, saya lebih
sering berkunjung ke perpustakaan kampus daripada perpustakaan luar kampus.
Saya fikir koleksi di perpustakaan lain bakal tak selengkap di perpustakaan
UIN. Ternyata sangkaanku salah. Koleksi di perpustakaan daerah Jatim ternyata
lebih lengkap. Deretan buku tentang kajian keislaman ada di sana. Mulai dari
buku perkuliahan hingga buku isu-isu kontemporer. Buku tentang sejarah? Banyak.
Novel? Tersedia. Dari novelnya Tere Liye, Tasaro GK hingga Pramoedya Ananta Toer
banyak berjajar di rak. Bahkan koleksi referensi buku langka terjajar rapi di
lantai 2. Buku kajian tokoh juga berjajar di koleksi 920 ke atas. Kalau mau
mencari kajian tentang keislaman kunjungi saja rak dengan no. Panggil 297 pasti
ketemu.
Sejak kedatangan pertama pada 15 Juni 2017, saya langsung ketagihan
ingin selalu datang ke sana. Saya langsung mendaftar menjadi anggota dan
memiliki kartu anggota. Untuk membuatnya pun cukup mudah dengan mengisi data pribadi
di komputer yang sudah disediakan. Kita tinggal nulis kode dan nama. Petugas akan
mempersilahkan kita duduk untuk difoto. 5 menit jadi dan gratis.
Di perpusda ini banyak juga pengunjungnya. Buka mulai dari pukul
08:00 hingga 19:00. Petugasnya pun juga ramah-ramah. Enak dan nyaman.
Ruangannya ber-AC membuat suasana bikin betah. Dilengkapi dengan kamera
tersembunyi (CCTV) menjadikan keamanan terjamin. Full wifi pula. Disediakan
pula loker untuk menyimpan barang-barang serta tas jinjing kecil untuk membawa
buku-buku. Sungguh nyaman dan menentramkan. Bagi yang hobi membaca pasti bakal
ketagihan datang kemari. Selain itu ada ruangan khusus internet. Download film,
lagu, buku, epaper mudah tinggal klik saja. Jika merasa lapar, ada kantin di
lantai atas. Tapi menurut saya makanannya mahal-mahal. Jadi siap-siap saja
merogoh kocek kalau berniat makan siang atau jajan di sana.
Yang paling memudahkan menurut saya adalah tidak ada aturan wajib
bersepatu. Pakai sandal los. Mau ndlamak juga oke. Tapi berjaket dan bertopi
tidak boleh. Jaket dan topi disuruh melepas dan ditaruh di loker. Kita
diperbolehkan meminjam buku maksimal 2 buah buku. Jangka waktunya lumayan lama.
2 Minggu. Tidak ada sanksi uang keterlambatan. Sanksi keterlambatannya adalah
dilarang meminjam buku selama hari terlambatnya kita mengembalikan buku. Contoh,
kita lupa mengembalikan buku, padahal harus dikembalikan tanggal 23 Juli dan
baru kita kembalikan 25 Juli. Maka kita tidak boleh pinjam buku selama 2 hari.
Persis seperti kartu merah dalam permainan sepak bola. Ya kan?
Di perpusda ini lah terlahir tulisan-tulisanku yang dimuat di media.
Karena tempatnya nyaman produktifitas menulis pun meningkat. Dengan berbekal
notebook samsung keluaran 2013 saya menulis dengan PD dengan sesekali mencari
referensi. (BTW notebook ini sudah menemani saya sekitar 4 tahun sejak 2013
lalu. Bandel dan tahan banting. Hehehe).
Mudah-mudahan di Malang juga ada perpustakaan yang representatif seperti
ini, sehingga saya jadi betah berkunjung untuk membaca atau menulis. Sebenarnya
di Malang juga ada perpustakaan kota. Tempatnya di samping bunderan Boulevard.
Tapi saya belum pernah masuk. Mungkin besok saya coba masuk. Mudah-mudahan jadi
kerasan.
Kembali ke Perpusda. Di sana juga ada mushola yang letaknya di
belakang. Untuk menuju ke sana kita jarus keluar dulu lewat pintu depan lalu
belok kiri lewat samping kiri. Saya biasanya sholat dhuhur di sana dan pulang
setelah sholat asyar. Aktivitas seperti ini tentu tidak setiap hari dan
seterusnya. Saya harus memulai aktivitas lain. Setelah kuliah masuk tentu akan
sibuk dengan tugas kuliah di Malang. Mungkin ketika di Surabaya akan saya
sempatkan mengunjunginya lagi.
Tunggu ya cerita selanjutnya. hehe
0 komentar:
Posting Komentar