Sebaik-baik Manusia Adalah Orang yang Bermanfaat Bagi Sesama (H.R Buchori Muslim)
“Hidup adalah perjalanan waktu dan perpindahan tempat. Kapan pun dan di mana pun kita berada, haruslah memberi manfaat bagi sesama, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Learn, Share, Success! (Muhammad Ali Murtadlo)”

Senin, 27 Agustus 2012

Konsep Adil dalam Kesetaraan Gender**


Oleh: Muhammad Ali Murtadlo*)
Sejarah peradaban manusia mencatat bahwa jauh sebelum modernitas berkembang kedudukan kaum perempuan lebih dari sekedar memprihatinkan. Mereka dipandang sebagai manusia yang tak berharkat dan tak punya martabat. Bahkan, perempuan adalah sosok yang mempunyai image sebagai makhluk pembawa sial yang memalukan dan tidak berhak berada pada tempat yang terhormat di masyarakat. Perlakuan inhuman kepada kaum perempuan ini tercatat berlangsung cukup lama sebelum datangnya islam.
Era itu dikenal dengan zaman jahiliyah, yang mana perempuan diperlakukan layaknya binatang piaraan yang bisa dikontrol, dijual, atau bahkan diwariskan. Lebih dari itu, sejarah mencatat bahwa Arab jahiliyah terkenal dengan tradisi mengubur bayi perempuan hidup-hidup. Dengan alasan yang jelas-jelas tidak masuk akal, khawatir kelak mereka hanya merepotkan keluarga, tidak bisa berperang dan mudah ditangkap musuh yang pada akhirnya harus ditebus.
Lebih Terhormat
Perlakuan tidak manusiawi itu sedikit demi sedikit hilang seiring berkembangnya islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam Islam, perempuan memperoleh perhatian lebih. Begitu perhatiannya islam terhadap kaum hawa, sampai-sampai diabadikan dalam salah satu surat Al-Quran yang disebut Surat An-Nisa (Wanita). Lebih dari itu, Islam melarang keras membunuh anak-anak, terlebih membunuh anak perempuan.
Penjelasan terkait keadaan perempuan dalam Islam menunjukan bahwa kedudukan perempuan diangkat martabatnya ketika Islam datang. Bahkan, kedatangan Islam bertujuan untuk menghapus segala bentuk intervensi dan pelecehan harkat martabat kaum hawa. Fazlur Rahman (1982) mencatat bahwa tak ada bukti sama sekali jika perempuan dalam Islam dipandang sebagai lebih rendah dari laki-laki. Malahan,  Islam menempatkan perempuan ditempat terhormat serta sebagai sosok yang mulia. Terlebih, bagi perempuan yang menyandang status ibu.
Al-Qur’an memerintahkan setiap anak yang beragama Islam untuk bersikap hormat yang tinggi terhadap orang tua, terutama kepada ibu. Singkatnya, posisi dan kedudukan perempuan pada zaman jahiliyah ditaruh jauh di belakang lelaki, kemudian saat Islam datang perempuan diangkat derajatnya menjadi lebih terhormat.
Kaum Hawa Masa Kini
Kalau dulu perempuan hanya diberikan ruang dan tanggung jawab dalam mengelola urusan rumah tangga. Bahkan, hak-hak dasar manusia yang seharusnya  dimiliki perempuan, seperti pendidikan, berkarir dan hak berpendapat sering kali dikesampingkan. Kini, beriring kemajuan etika dan pemikiran manusia, perempuan mulai diakui eksistensinya sebagai manusia yang harus dihormati harkat dan martabatnya. Terlebih dengan adanya emansipasi wanita, perempuan telah dianggap sejajar dengan laki-laki namun tetap dalam peran masing-masing.
Perempuan yang tergambar hanya untuk masak, macak, dan manak, kini mulai terkikis. Pasalnya, banyak perempuan yang telah berkecimpung dalam dunia yang dahulu hanya lazim dilakukan oleh laki-laki, seperti memperoleh pendidikan, berkarir, memimpin, dan bahkan ikut andil dalam peperangan.
Bahkan, jika tidak ada aral melintang pemerintah akan mengesahkan Undang-Undang Kesamaan dan Kesetaraan Gender (UU KKG) yang saat ini masih berupa rancangan. Namun, Rancangan Undang-undang yang dinilai menuai kontroversi ini masih digodok oleh DPR. Pasalnya, ada yang menganggap ini adalah sebuah sikap berlebihan, yang nantinya hanya akan merusak konsep kesetaraan yang selama ini sudah ada.
Konsep Keadilan
Dalam persoalan Kesamaan dan Kesetaraan Gender (KKG) yang selama ini digembor-gemborkan, ada satu hal yang menjadi tuntutan yakni keadilan. Keadilan yang dipahami selama ini adalah mendapat bagian yang sama rasa dan sama rata, mempunyai kedudukan yang setara, mempunyai derajat yang sepadan, memiliki persamaan hak dan kehendak, serta serba sama dalam berbagai hal.
Jika konsep keadilan seperti itu yang diyakini, maka perlu dilakukan pembaruan persepsi. Konsep adil bukanlah sama rata dan sama rasa melainkan menempatkan sesuatu secara proporsional. Proporsional yang dimaksud disini adalah “Wadhu syai’i fi mahalihi”, menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Sebagai contoh, Al-qur-an menyebutkan “Arrijaalu Qowaamuuna ala An-nisa”, laki-laki lebih kuat dari pada perempuan yang kemudian melahirkan beberapa aturan hukum. Misalnya, dalam hukum islam, masalah harta pusaka (waris) wanita mendapat bagian setengah dari bagian laki-laki atau laki-laki mendapat bagian dua kali lipat dari bagian perempuan. Jika dilihat dari mata telanjang tentu asumsi yang muncul adalah itu tidak adil. Namun, kita perlu melihatnya lebih dalam dengan menggunakan rasionalitas sebagai pisau analisa.
Dalam rumah tangga, yang menjadi tulang punggung keluarga adalah laki-laki. Laki-laki yang bertanggung jawab memberikan nafkah lahir maupun bathin. Lahir berupa papan, sandang, pangan dan nafkah bathin berupa mengayomi keluarga dengan penuh kasih sayang. Sehingga beban yang ditanggung laki-laki lebih besar daripada perempuan. Jadi wajar kalau laki-laki mendapat bagian dua kali lipat dalam masalah waris. Itulah yang dinamakan proporsional.
Demikianlah konsep adil yang sebenarnya. Sehingga apabila kaum perempuan memahami konsep itu dengan sebaik-baiknya, saya yakin tidak ada lagi tuntutan kesamaan dan kesetaraan gender karena sejatinya kesetaraan gender sudah ada sejak lama tanpa diperjuangkan seiring berkembangnya islam. Sebagai manusia yang berketuhanan Yang Maha Esa kita harus meyakini bahwa hakikatnya semua manusia adalah setara, semua sama dihadapan Tuhan. Hanya derajat Taqwa yang membedakan mana yang mulia dan mana yang bukan.
*) Pengurus IPNU PKPT IAIN Sunan Ampel Surabaya

**Diterbitkan di Suara Nahdliyin Muda, Edisi Perdana

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India