Hari
Ke-8 (Kamis, 17 Des 15)
Selama berada di Jakarta, lebih tepatnya Depok aku bertekad akan
selalu bangun malam sebelum subuh untuk Sholat Malam dan berlanjut belajar
ringan bahasa belanda. Alhamdulillah, selama seminggu ini tekad itu terlaksana.
Meskipun malam ini, aku berada di kasur empuk para angota legislatif, Allah
masih berkenan untuk membangunkanku dan mengarahkanku ke tempat wudlu untuk
kemudian bersimpuh di hadapan-Nya. Diiringi hujan rintik-rintik yang kulihat
lewat jendela kamar, aku berusaha menghadapkan diri sepenuhnya kepada Ilahi
dengan harapan akan selalu mendapatkan ridlo dan pertolongan-Nya, kapanpun dan
dimanapun aku berada.
Karena takut telat masuk kelas, pukul 07;00 aku minta diantar ke
Stasiun Duren Kalibata. Aku diberi oleh-oleh dari Jepang yakni Syal dengan
tulisan Timur Leste, Kupluk warna belang hijau hitam, sisir jepang serta
gantungan kunci bertuliskan Vietnam. Selama berada di KRL Syal dan kupluk itu
aku pakai hingga sampai di kelas. Sudah seperti di Belanda, mengenakan syal dan
kupluk.
Selama pelajaran berlangsung aku mencoba untuk menikmati. Namun
ketika masuk sesi kedua baru permulaan, rasa kantuk datang menyerang. Aku
berusaha melawan namun tetap tak dapat. Anehnya, ketika pelajaran selesai pukul
16;00, kantuk itu, dengan sendirinya minggat. Padahal, inginnya ketika sampai
kos mau tidur eh, malah tak bisa. Itulah godaan terbesar dalam belajar, ngantuk
dan malas. Tapi, aku bertekad tak akan mau dikalahkan oleh rasa kantuk dan
malas. Apalagi, Hanik, wanita cantik yang selama ini mengisi dan bersemayam di
relung hatiku berulang-ulang memberi suntikan semangat. Dia akan memberi hadiah
spesial katanya, kalau aku bisa mencapai target dapat berangkat ke Belanda. Ah,
mana mungkin aku bisa bermalas-malasan, aku tak mau mengecewakannya.
Hari
ke-9 (Jumat, 18 Des 15)
Jum’ah mubarok, begitu kata orang-orang. Semoga keberkahan akan
selalu bersemayam di sepanjang hari. Seperti biasa menjelang sholat subuh aku
pergi ke masjid al-Faruq untuk melaksanakan sholat berjamaah. Depok dilanda
hujan semalaman. Tidak begitu deras namun cukup untuk membuat tidur nyenyak.
Shubuh inipun hujan masih turun rintik-rintik. Sehingga tak banyak yang bisa
datang ke masjid.
Setelah aktivitas harian ba’da shubuh selesai, aku mengulangi
pelajaran yang diajarkan kemarin. Inipun akan menjadi aktivitas rutinku ba’da
shubuh selain membaca quran dan menulis catatan. Sudah tujuh hari kami mendapatkan
materi mengenai bahasa belanda. Semakin hari materi semakin banyak dan agak
susah. Namun bagiku tak ada kata susah selagi mau dan niat belajar.
Seperti Jumat kemarin, aku mengikuti sholat jumat di Masjid UI.
Kepanjangan UI bukan Universitas Indonesia melainkan Ukhuwah Islamiyah. Masjid
UI berada di sebelah fakultas hukum dan perpustakaan pusat UI. Sekitar 200
meter dari fakultas ilmu budaya tempatku belajar. Masjid UI cukup besar jika
dibandingkan dengan masjid Ulul Albab UINSA Surabaya. Yang paling membedakan
antara masjid UI dan UINSA adalah kebersihan. Masjid UI jauh lebih bersih dan
terawat dibandingkan masjid UINSA. Kebersihan suatu tempat dapat diukur dari
kebersihan toilet dan kamar mandinya. Kalau kau berada di masjid UINSA pasti
akan geram dengan kondisi toilet yang kumuh dan bau yang menyengat dengan pintu
yang compang-camping.
Hari
ke-10 (Sabtu, 19 Des 15)
Akhir pekan merupakan waktu yang paling ditunggu. Ngademne
pikir kata orang jawa, setelah seminggu berkutat dengan buku pelajaran dan kosa
kata bahasa belanda. Hari ini aku hanya melakukan aktivitas ringan di kamar.
Yang paling spesial adalah bisa mendengar suara orang tersayang yang berada
jauh di sana. Rindu itu sedikit terobati meskipun terus membuncah sulit terbendung.
Persiapan kecil-kecilan untuk menghadapi ulangan hari senin besok. Mereview
materi yang sudah diajarkan mulai hari pertama. “Belajar bahasa belanda tak
sesulit mempelajari bahasa arab” kata mevrouw Eliza. Itu yang menjadi
pemantik semangatku. Kalau sudah menguasai bahasa arab tentu akan jauh lebih
mudah untuk menguasai bahasa belanda. Aku berusaha untuk membuktikan itu. Rasa
penasaran akan bahasa belanda tetap aku pupuk dalam pikiran agar semangat akan
terus stabil tak berubah-ubah.
Langit Depok untuk beberapa hari kedepan akan ditutup mendung.
Hujan ringan akan terus turun. Namun itu tak mampu memendungkan semangatku
untuk terus melangkah ke depan. Sembari berselancar di dunia maya, aku mencoba
mencari promo paket tiket pesawat murah. Dapat. 800 ribu pulang-pergi
Jakarta-Kuala Lumpur untuk perjalanan Juni tahun depan. Airasia sedang banyak
promo untuk perjalanan Januari hingga Juni tahun depan. Itu kesempatan emasku
untuk bisa menginjakan kaki di negeri orang. Setidaknya dapat menghiurp udara
negeri tetangga tak masalah.
Aku berkomunikasi dengan Aab, sahabatku dari Bandung yang sedang
menempuh S1 di IIUM Malaysia. Dia siap untuk menerimaku di sana. Namun tiket
belum aku dealkan karena harus berembuk dengan teman sekelas. Siapa tahu mereka
pada mau untuk jalan bersama. Dilema, karena tanggal 20 besok adalah hari
terakhir pemesanan. Namun kata seorang teman jangan terbur-buru nanti pasti ada
promo lagi. Ya udah, semoga aja begitu.
Hari
Ke-11 (Minggu, 20 Des 15)
Minggu ini saya pergunakan untuk belajar menjelang ulangan (tots)
besok senin. Awalnya ingin bangun malam seperti malam sebelumnya, namun
kebablasan. Sekitar pukul 08:00 pagi bersama teman-teman kost aku ke pasar
kaget untuk membeli keperluan makan seperti piring, mangkuk, sendok, lepek dan
botol minuman. Seperti minggu kemaren harga barang-barang perkakas itu masih
sama, sepuluh ribu dapat tiga.
Menjelang siang aku kedatangan teman kuliah dulu di UIN Sunan Ampel
Surabaya. Syamsul Arifin, pemuda asal Jember itu sedang berkunjung ke Jakarta
dan mampir ke Depok kemudian main ke tempat kostku. Syamsul begitu aku
memanggil adalah mantan wakil presiden DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) UIN
periode 2013-2014. Sebenarnya kami bukan satu kelas melainkan hanya satu
jurusan. Dia kelas E, yakni kelas khusus anak-anak program Beasiswa dari
KEMENAG, PBSB, sedangkan aku di kelas D yakni kelas campuran.
Kami saling mengenal dalam organisasi. Dulu ketika semester satu
aku sempat ikut PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), namun berhenti
ditengah jalan karena berbagai pertimbangan. Kemudian kami juga sering bertemu
dalam organisasi IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) kurang lebih selama dua tahun dalam kepengurusan. Terakhir, kami
bertemu di Kampung Inggris Pare saat dia hendak ikut seleksi beasiswa Teaching
Clinic (TC) di Global English dan aku menjadi panitianya. Pertemuan kita sering
terjadi lantaran kesamaan mimpi hendak melanjutkan kuliah ke luar negeri.
Program ini, Kursus Bahasa Belanda ini pun, dia ikut mendaftar namun belum
beruntung, tidak lolos di tahap pertama, seleksi administrasi. Dengan terpaksa,
dia tetap stay di Pare dan mengajar di sana.
Kami ngobrol lama tentang perjalanan hidup dan rencana di
masa depan. Saling bertukar cerita untuk menjadi pemantik semangat satu sama
lain. Hingga selepas dluhur sekitar pukul 14;00 dia undur diri hendak kembali
ke rumah kerabatnya di dekat Kukusan Kelurahan. Akhirnya kami berpisah, namun
pertemuan itu akan tetap terkenang sebagai bukti perjalanan hidup yang tak akan
terlupakan.
Mendung masih tetap menyelimuti langit depok. Hujan rintik-rintik
terus berjatuhan hingga menjelang maghrib. Temanku dari Bogor balik dan suasana
sepi sendirian kembali rame serta menyenangkan. Pasalnya, selain kedatangannya,
aku juga sedang bahagia lantaran kekasihku di Surabaya sana meneleponku. Kami asyik
ngobrol laksana dua sejoli sedang melepas kerinduan, hinga tak sadar waktu
menunjukan pukul 5 sore. Aduh, rindu itu semakin menjadi.
Hari
Ke-12 (Senin, 21 Des 15)
Ini adalah senin minggu kedua aku berada di UI. Suasana semakin
nyaman dan aku mulai merasa kerasan. Beda dengan suasana di Surabaya. Mungkin
karena sudah terlalu lama tinggal di Surabaya jadi merasa bosan berada di sana.
Di UI mulai minggu ini sebagian mahasiswa sudah menjalani masa libur akhir
semester. Suasana kampus masih sedikit lengang daripada biasanya.
Perjalananku menuju kampus tak begitu lama. Hanya butuh kira-kira
15 menit jalan kaki. Seperti biasanya, sebelum sampai di kampus aku dan
kawan-kawan menyempatkan sarapan nasi uduk di warung yang berada di jalan
menuju kampus. Hanya dengan Rp.5.000 perut kami sudah kenyang. Mungkin adalah
menu sarapan termurah yang pernah aku rasakan. Di Surabaya, harga seporsi
makanan minimal Rp.7.000. Aku jadi ingat masa-masa di Pare. Di mana aku dan
teman-teman TC6, sebelum program kelas di mulai menyempatkan diri sarapan di
warung Annur. Warung favorit dan terkenal dengan harga murah.
Oya. Hari ini kami ada Toets 1. Toets adalah ulangan atau latihan
bahasa belanda untuk mengevaluasi pemahaman kami terkait materi-materi yang
sudah diberikan. Toets berjalan lancar dan Alhamdulillah jawabannku banyak yang
benar, meskipun ada beberapa yang salah tulis. Sorenya, kami mampir di
toko/lapak buku cak Tarno yang terletak di belakang kantin FIB. Bukunya
bagus-bagus aku tertarik dengan satu buku karangan Yasraf Amir Piliang. Tapi
keinginan untuk memilikinya aku tahan dulu. Dompet lagi tipis dan uang beasiswa
belum cair.
Hari
Ke-13 (Selasa, 22 Des 15)
Pagi-pagi sekali aku bangun, sebelum shubuh. Setelah aktivitas
harian selesai, aku kepikiran untuk menuliskan sebuah laporan berita atau citizen
reporter untuk koran Surya Surabaya. Akhirnya, aku menyempatkan diri
beberapa saat untuk menulis sebuah tulisan ringan mengenai kegiataan atau
program yang sedang kulaksanakan saat ini, program khusus bahasa belanda. Koran
surya mempunyai rubrik khusus yang diberi nama Citizen Reporter yakni rubrik
yang menampung pembaca untuk menuliskan laporan terkait kegiatan atau aktivitas
yang menarik dan bermanfaat untuk dibagikan. Dulu, rubrik ini bernama Warteg,
dan di rubrik inilah tulisan pertamaku dimuat. Semakin lama, aku sering nulis
untuk rubrik ini hingga akhirnya kenal dengan editornya, Mbak Tri Hatma
Ningsih.
Kembali ke kursus bahasa Belanda. Menurut sebagian teman materi
hari ini sedikit berat. Pada sesi pagi, bersama meneer Achmad, kami langsung
membahas dua les sekaligus dan itu cukup menguras tenaga dan fikiran. Apalagi
suasana kelas yang agak monoton sehingga mengubah rasa bosan menjadi kantuk.
Namun,di akhir kami diberi sedikit hiburan dengan mendengarkan lagu belanda dan
sedikit permainan menyusun lirik lagu tersebut. Sedangkan di sesi kedua,
bersama mevrouw Barbara kami membahas Grammatica yang agak berat. Yakni tentang
Imperfectum dan perfectum. Apa itu? Akan aku jelaskan di hari berikutnya.
Hari
Ke-14 (Rabu, 23 Des 15)
Tulisan mengenai program kursus bahasa Belanda hari ini dimuat di
koran cetak Surya (Tribun News Jawa Timur). Koran surya merupakan koran lokal
Jawa Timur yang mempunyai oplah lumayan banyak. Itu artinya ada banyak
masyarakat di Jawa Timur yang sedang membaca tulisan serta melihat fotoku.
Hehe. Meskipun tanpa honor paling tidak bisa menyebar informasi dan menebar
inspirasi.
Materi hari ini masih tetap sama tentang Imperfectum dan Perfectum.
Dalam bahasa belanda juga mengenal adanya tenses atau penggunaan kata kerja
berdasarkan waktu. Imperfectum itu seperti past tense dalam Bahasa Inggris
sedangkan perfectum itu kayak present perfect dalam bahasa inggris.
Penggunaannya hampir sama. Imperfectum menggunakan verba stamb dan di tambah
huruf “de/te” untuk tunggal dan “den/ten” untuk jamak. Tentu harus tetap
memperhatikan subjeknya. Sederhana tapi juga harus teliti dalam menggunakannya.
Perfectum lebih rumit lagi. Rumus dasarnya menggunakan “Hebben/Zijn +
ge+stam+d/t”. Itu hanya berlaku bagi yang regelmatig (Reguler verb) sedangkan
untuk onregelmatig (Irreguler Verb) harus dihafalkan.
Sesi
kedua aku ngantuk banget. Sudah izin dua kali keluar ruangan untuk cuci muka
dan jalan-jalan mengitari gedung namun tetap saja tak mampu mengalahkan rasa
kantuk. Baru setelah pelajaran usai rasa kantuk itu terkalahkan karena
mendengar bahwa uang beasiswa turun dan sudah bisa diambil. Alhamdulillah.
Baca Juga Episode Sebelumnya MNC Pekan Pertamaa
2 komentar:
Term ksh sudah mampir. Salam..
The Star Grand at The Star Gold Coast - Dr. Maryland
From 의정부 출장샵 gaming to nightlife, a 24-hour 상주 출장샵 VIP 양주 출장안마 look at 제주 출장마사지 the casino, restaurants, nightlife, and more! The Star Grand at The Star Gold Coast 경상북도 출장마사지 offers its guests
Posting Komentar