Hari Ke-22 (Kamis, 31 Des 15)
Hari ini merupakan hari terakhir di tahun 2015. Tentu, momen seperti ini hanya ada
sekali dalam setahun. Aku bersama teman-teman sesama peserta kursus memilih
Jakarta Kota Tua sebagai tempat menyaksikan malam pergantian tahun. KRL menjadi
andalan angkutan kami. Kalau mau ke Kota Tua tinggal naik KRL dari stasiun UI
dan turun stasiun terakhir Jakarta Kota.
Kemudia jalan ke pintu keluar sudah masuk kawasan Kota Tua. Ribuan orang tumplek bek di sana. Ada banyak seniman yang unjuk gigi. Ondel-ondel, pengamen, pantomim dan berbagai orang yang memakai costum Cosdplay.
Kemudia jalan ke pintu keluar sudah masuk kawasan Kota Tua. Ribuan orang tumplek bek di sana. Ada banyak seniman yang unjuk gigi. Ondel-ondel, pengamen, pantomim dan berbagai orang yang memakai costum Cosdplay.
Apa sebenarnya yang mereka cari dalam kerumunan yang tak jelas itu?
Hiburan atau malah menyiksa diri dengan cara desak-desakan? Semuanya absurd. Tahun
baru memang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kota, tapi tidak bagi
orang-orang desa.
Hari
ke-23 (Jumat, 01 Jan 16)
Ini adalah awal tahun. Aku merayakan atau lebih tepatnya menghibur
diri dengan datang ke Jakarta Kota Tua bersama teman-teman kursus. Naik KRL
hingga stasiun terakhir Jakarta Kota. Sengaja, semalam kami berangkat agak
malam agar dapat menikmati perayaan pergantian tahun. Terkadang aku berpikir,
sebenarnya apa yang dicari dalam kerumunan seperti ini. Mencari hiburan tapi
malah desak-desakan. Mencari makna tapi bersikap individualis. Bisa
dibayangkan, ribuan orang saat ini tumplek blek di sini di Kota Tua. Jika kau
iseng-iseng dan punya hobi menghitung, ini adalah kesempatan emas untuk
melampiaskan bakat tersebut. Tapi untuk apa? Jawab sendiri.
Karena padatnya kota tua, setelah foto-foto di sekitar pohon tua,
kami keluar mencari udara segar. Entah, udara segar seperti apa yang kami cari.
Udara jakarta sepertinya sudah tak mengenal kata segar. Kami berada di depan museum
Bank Indonesia. Berkerumun ribuan orang di sana. Aku tentu tak menyia-yiakan
waktu. Pukul 00:00 WIB di tahun baru ini, dengan diiringi meledaknya kembang
api dengan segala bentuk, warna dan suaranya itu aku menuliskan sebuah resolusi
hidup. Resolusi itu semacam doa dan harapan serta mimpi yang bakal dicapai di
tahun ini. Resolusiku adalah bisa mengunjungi empat negara: Malaysia,
Singapore, Belanda dan Australia. Pulang desak-desakan di KRL hingga subuh baru
sampai kost.
Hari
Ke-24 (Sabtu, 02 Jan 16)
Pengaruh begadang atas perayaan tahun baru malam kemarin masih
terasa. Seharian memanjakan diri dengan bermalas-malasan dan membaca buku
sambil tiduran. Ini menjadi alternatifku ketika sedang malas atau down.
Entahlah, ini positif atau negatif yang jelas I wanna be my self, I don’t
wanna be copy cat. Malam minggu ke Toko Buku Gramedia, hendak mencari buku
Jusuf Susanto dan Negeri Van Oranje. The Dance of chance nya Jusuf tak
kutemukan hanya Negeri Van Oranje yang kubeli ditambah satu buku tasawuf yang
direkomendasikan mas Dedik. Pulang dan menikmati sajian cerita dalam novel
Negeri Van Oranje. Malam minggu kelabu karena sang kekasih jauh di mata. Tapi
tentu, masih tetap dekat di hati.
Hari
ke-25 (Minggu, 03 Jan 16)
Hari ini aku punya janji dengan teman lama alumni UINSA yang
kebetulan saat ini ada di Jakarta. Istna, Maskur dan Libas adalah teman lamaku
ketika masih kuliah di UINSA Surabaya. Istna adalah mahasiswa lulusan terbaik
pada awal 2014 (semester ganjil) sedangkan Maskur lulusan terbaik fakultas
Syariah dan Hukum di wisuda semester genapnya. Mas Libas sosok jenius dengan
segala pemikiran yang mencerahkan itu sekarang sedang melanjutkan magister di
UI pada jurusan kajian Timur Tengah dan Hubungan Internasional.
Kami janjian bakal meet up di Mall Kasablanka di Kuningan Jakarta
Selatan. Eat n Eat menjadi tempat kami melepas kerinduan. Bukan hanya kerinduan
ingin bertemu namun juga kerinduan intelektual. Kita sudah lama tak melakukan
diskusi seperti ini. Banyak hal yang kita diskusikan dari yang ringan-ringan
hingga membahas tentang liberalisasi Islam yang berada di Indonesia. Dengan
hanya memesan teh botol kami sudah dapat menikmati kasablanka hingga hampir
pukul 9 malam.
Hari
Ke-26 (Senin, 04 Jan 16)
Kadang aku mempunyai fikiran liar. Memikirkan segala sesuatu dan
mengimajinasikannya sesuai keinginan. Tentu semua orang pernah melakukan itu.
Alih-alih bakal menjadi nyata itu malah menjadi semacam penggangu pikiran. Tapi
toh tak ada salahnya. Pikirn liar tersebut terkadang tak terbendung. Hingga
akhirnya sesak di jantung.
Hari
Ke-27 (Selasa, 05 Jan 16)
Mencoba hal-hal baru itu menyenangkan banget. Seperti seorang bayi
yang belajar merangkak kemudian bisa berlari. Semua butuh proses untuk menuju
sebuah tujuan. Itu filosofi hari ini dari sebuah pertemuan tak terduga dengan
seorang teman lama. Iya, cukup itu saja.
Hari
Ke-28 (Rabu, 06 Jan 16)
Kursus tetap berjalan, materi agak semakin berat. Meski begitu aku
tetap mengikuti pelajaran. Kebiasaan bolos atau keluar di saat jam pelajaran
berat dengan pura-pura ke toilet waktu SMA tak berlaku lagi. Aku ingin semua
pelajaran itu masuk ke dalam otak. Tak peduli otak penuh atau tidak. Hari ini
memang kita sedang pindah tempat di gedung 4 lantai bawah namun suasana tetap
sama. Dengan teman dan dosen yang sama.
Selepas pelajaran selesai, aku bimbang antara langsung pulang atau
menunggu yang lain. Aku sudah berjalan keluar ruangan namun hujan tiba-tiba
turun. Itu memaksaku untuk menghabiskan waktu bersama yang lain di ruang lobi
gedung empat. Seperti laiknya anak-anak lebay yang ketagihan foto selfie,
mereka (termasuk) aku melakukan sesi pemotretan dengan berbagai gaya. Entah mau
dibuat apa, yang jelas pemotretan seperti itu diam-diam menjadi hobi
terselubungku selain ngupil. Haha
Episode sebelumnya :
1. Pekan pertama MNC UI ;Pekan Pertama
2. Pekan kedua MNC UI: Pekan Kedua
3. Pekan ketiga MNC UI: Pekan Ketiga
Episode sebelumnya :
1. Pekan pertama MNC UI ;Pekan Pertama
2. Pekan kedua MNC UI: Pekan Kedua
3. Pekan ketiga MNC UI: Pekan Ketiga
0 komentar:
Posting Komentar