Sebaik-baik Manusia Adalah Orang yang Bermanfaat Bagi Sesama (H.R Buchori Muslim)
“Hidup adalah perjalanan waktu dan perpindahan tempat. Kapan pun dan di mana pun kita berada, haruslah memberi manfaat bagi sesama, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Learn, Share, Success! (Muhammad Ali Murtadlo)”

Minggu, 16 Desember 2012

Mempertanyakan Kejelasan Pelaksanaan UAS


Oleh: Muhamad Ali Murtadlo*)
Ujian Akhir Semester (UAS) menjadi agenda rutin setiap menjelang semester berakhir. UAS menjadi sangat penting karena merupakan evaluasi dari pembelajaran yang dilakukan selama satu semester. UAS juga menjadi penentu lulus tidaknya seorang mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan. Tentu menjadi sangat tidak efektif jika UAS dilaksanakan tanpa ada kejelasan waktu dan jadwal yang jelas.
Di lingkungan IAIN Sunan Ampel Surabaya, kampus yang (katanya) tercinta ini. UAS akan dilaksanakan menjelang akhir tahun 2012. Tahun yang diisukan menjadi tahun terakhir bagi kelangsungan hidup manusia di Bumi ini. Pasalnya, Bangsa Maya meramalkan bahwa tahun 2012 adalah tahun terakhir dalam penanggalan hitungan mereka. Bumi akan mengalami proses pemurnian dan selanjutnya peradaban manusia akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru. Saya tidak hendak memperbincangkan terjadinya kiamat, toh kiamat adalah hak mutlak Tuhan. Melainkan melalui tulisan ini saya hendak menanyakan kejelasan pelaksanaan UAS semester ganjil ini, khususnya di Fakultas Syariah.
Semester ini, pelaksanaan UAS di Fakultas Syariah, menurut berita yang beredar diserahkan kepada dosen pengampu mata kuliah masing-masing. Tentu menjadi sangat tidak masuk akal. Kemanakah fungsi pimpinan, dalam hal ini bagian akademik? Mereka seolah-olah melepaskan tanggung jawab dalam hal penyusunan jadwal. Jika yang menjadi alasan adalah pembongkaran gedung, tentu tidak bisa diterima. Pasalnya renovasi gedung A baru dilaksanakan setelah semester ini berakhir.
Pihak pimpinan seharusnya memikirkan dampak dari keputusan itu. Apakah bisa efektif pelaksanaan UAS dengan cara menyerahkan kepada dosen pengampu. Mungkin para dosen menganggapnya, itu merupakan “angin segar”, karena mereka bisa menentukan jadwal UAS kapanpun sesuai keinginan. Tapi bagi mahasiswa itu merupakan “angin tak sedap”, karena ada sebagian dosen yang menentukan jadwal UAS pada hari Libur Minggu Tenang (LMT). Tentu itu menyalahi aturan, karena LMT adalah waktu untuk menenangkan fikiran dan merupakan waktu persiapan untuk menghadapi UAS.
Memang dalam surat edaran dari pimpinan tertera bahwa UAS dilaksanakan mulai 26 Desember 2012 s.d 09 Januari 2013, tapi faktanya tidak demikian. Banyak dosen yang “memaksa” untuk melaksanakan UAS sebelum tanggal itu. Tentu itu merupakan “tamparan” bagi mahasiswa, karena bagaimanapun juga UAS butuh persiapan, butuh waktu untuk belajar.
Mungkin saya bukan satu-satunya mahasiswa yang menggusarkan hal ini. Semua mahasiswa yang merasa punya “akal sehat” pasti risau dengan posisi seperti ini. Di satu sisi mereka ingin berlibur atau rekreasi di hari LMT tapi karena ada dosen yang “memaksa” untuk UAS, mereka mengurungkan niatnya. Ini merupakan perlakuan diskriminatif karena LMT adalah hak mahasiswa untuk berlibur.
Fakultas hukum seharusnya tahu aturan, tahu hak dan kewajiban, bukan seenaknya sendiri membuat aturan.  Buat apa kalender akademik dibuat jika ujung-ujungnya tidak ditaati. Buat apa akademik dibuat jika jadwal UAS tidak disusun. Tentu itu menjadi tidak relevan dengan sebutan Fakultas hukum yang berisi ahli-ahli hukum namun faktanya banyak yang melanggar aturan.
Seharusnya pelaksanaan UAS dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang diatur oleh akademik bukan diserahkan ke dosen masing-masing. Jika demikian artinya pimpinan sudah menafikan tugas akademik. Dengan alasan apa pihak pimpinan mengambil keputusan seperti itu? Karena sekali lagi, jika hanya alasan pembongkaran gedung, itu tidak bisa diterima.
Sudahlah, saya tidak ingin berkepanjangan memikirkan hal itu. Toh, seribu kali pun saya berontak pasti tidak akan digubris dan pelaksanaan UAS akan tetap diserahkan kepada dosen masing-masing. Namun saya sebagai mahasiswa syariah, tentunya rindu. Rindu akan ketertiban birokrasi. Rindu akan kesejahteraan. Rindu akan berbagai hal yang bisa membuat saya bangga dengan Fakultas yang saat ini saya jadikan tempat belajar.
Kalau boleh jujur sebenarnya bukan hanya pelaksanaan UAS ini saja yang menjadi masalah di Fakultas Syariah. Seperti yang sering kita alami di setiap menjelang awal semester, pasti terjadi ketidakjelasan jadwal mata kuliah. Ujung-ujungnya jadwalnya dirubah dan lagi-lagi mahasiswa yang jadi korbannya.
Bahkan, yang paling miris adalah ketika ujian skripsi. Menurut penuturan salah seorang dosen senior, ada beberapa mahasiswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan penguji, lantaran dosen pembimbingnya tidak sesuai dengan kompetensi judul skripsi yang diangkat. Sungguh ini memprihatinkan. Seharusnya pihak pimpinan tidak serta merta meng-acc judul skripsi yang sekiranya tidak ada dosen yang berkompeten di bidang tersebut.
Dosen pembimbing harus sesuai dengan kompetensi dalam judul skripsi. Misalnya, skripsi tentang ilmu falak, dosen pembimbingnya harus yang berkompeten di bidang falak, bukan diberikan pembimbing yang kompeten di bidang hukum tata negara atau yang lainnya. Sehingga mahasiswa benar-benar bisa menguasai apa yang menjadi titik fokus permasalahan dalam skripsi itu. Saya rasa jika itu diterapkan, tidak ada lagi mahasiswa yang ketakutan saat ujian skripsi dan sampai ditolak skripsinya saat ujian.
Saya tidak menafikan prestasi-prestasi atau sesuatu yang membanggakan yang telah ditorehkan oleh Fakultas Syariah. Saya juga tidak hendak menyalahkan salah satu orang, atau salah satu pihak. Ini adalah kewajiban kita semua, Mahasiswa, Sema, Dosen, Pegawai, Dekan, dan semua yang sekiranya terlibat di Fakultas ini adalah para civitas akademika yang bertanggung jawab dalam pembenahan Fakultas ini. Untuk bapak pimpinan yang terhormat (Dekan, Pembantu Dekan dan Staf-stafnya) tolong fikirkan progresifitas Fakultas ini kedepan. Mudah-mudahan Dekan terpilih selanjutnya mampu menahkodai Fakultas (tercinta) ini ke arah yang lebih baik. Semoga !

*) Mahasiswa yang rindu akan prestasi dan ketertiban birokrasi fakultas Syariah

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India