Matahari
masih malu-malu menampakan sinarnya pagi ini, Sabtu, 02 November 2012 M. Entah
kenapa, mungkin ia iri dengan saya atau karena bosan dengan manusia yang
kebanyakan masih memejamkan mata. Saya hari ini terlalu bersemangat, bangun
pagi dengan berbalut senyum. Ya, karena Hari ini saya berniat untuk keliling
kota Gresik-Surabaya untuk berziarah ke makam wali. Saya tidak sendiri, ada
satu kawan yang menemani, tak perlu saya sebutkan nama, yang jelas dia kawan
spesial bagi saya.
Rute
yang akan saya lalui adalah Makam Sunan Giri- Maulana Malik Ibrahim- dan
terakhir di Sunan Ampel. Tiga makam ini yang menjadi tujuan utama. Pukul 07:30
kami berangkat. Ternyata, rencana kami tepat, tiba disana kira-kira pukul
08;45, perjalanan kami tempuh kurang lebih satu jam lebih. Sebenarnya kalau mau
ngebut sih bisa lebih cepat, tapi pikir-pikir, lebih baik pelan tapi sampai
tujuan dari pada ngebut tapi berujung benjut.
Setiba
di Makam Giri kami disuguhi pemandangan yang lumayan bagus. Bagi yang sudah
sering kesana pasti merasa bosan, tapi bagi yang belum pernah mungkin akan
menjadi pengalaman menarik. Saya sudah sering kesana, karena selain dekat,
makam sunan giri ini merupakan tempat yang harus saya lewati ketika pulang
kampung. Biasanya ketika pulang kampung atau balik ke Surabaya saya
menyempatkan diri mampir kesana. Selain sebagai ziarah, itung-itung sebagai
tempat persinggahan istirahat. Pernah juga hanya mampir untuk makan nasi goreng
tapi tidak masuk ke makam. Hehe, O ya, saat kami disana kemarin sisi depan
makam sedang dalam tahap renovasi.
Saya
pernah dengar teman saya bercerita. Katanya dia pernah menghitung tangga
berundak yang harus dilewati menuju makam sunan giri ini. Menghitung pada saat
naik dengan menghitung saat turun katanya berbeda jumlahnya. Entah apa
alasanya, mungkin dia salah menghitung atau lupa dengan hitungannya saya nggak tahu, tapi setiap dia berkunjung
kesana pasti menghitung dan jumlahnya pasti berbeda. Saya nggak tahu itu benar apa salah, saya hanya mempercayainya saja. Dan
saat ini saya nggak kepingin
menghitung, toh nggak ada manfaatnya
untuk saya. Itu hanya sebuah mitos belaka.
Sampai
di makam masih sepi, hanya ada beberapa rombongan yang datang. Meskipun begitu,
tak mengurangi semangat kami untuk berziarah di makam sunan giri ini. Setelah selesai
ziarah kami menyempatkan untuk makan pagi terlebih dahulu di warung terdekat.
Dengan sepiring nasi dan segelas es teh saya nikmati makan pagi ini dengan
penuh syukur, karena masih bisa melahap makanan, sedangkan banyak orang diluar
sana yang mungkin tidak bisa makan pagi.
Dengan
menikmati hidangan sarapan, sesekali kami ngobrol santai. Ngobrol seputar
apapun, seputar pengalaman kami, kenangan-kenangan kami, dan seputar yang lain.
Sempat juga ngobrol dengan si penjual makanan. Ketika saya tanya asli mana, dengan
ramah dia menjawab madiun adalah kota asalnya, tapi sudah lama di gresik sekitar
20 Tahun. Kami beranjak dari Giri sekitar pukul 10:00 WIB.
***
Tujuan
selanjutnya adalah makam Sunan Maulana Malik Ibrahim. Setiba disana kami
dikagetkan dengan banyaknya kendaraan yang parkir di kanan kiri jalan. Banyak
orang yang berseragam putih-putih memadati Alun-Alun Kota Gresik. Sampai-sampai
saya kesulitan untuk memarkir motor. Terakhir saya tahu, bahwa ada acara Haul.
Kami
harus jalan kaki dari Alun-Alun menuju makam karena parkir sebelah makam sudah
penuh. Meskipun panas menyengat tidak meyurutkan semangat kami untuk berziarah
di makam waliyullah ini. Setelah tahlil dan berdzikir di sana kami menyempatkan
diri melewati lorong penjual oleh-oleh disekitar makam. Penjualnya tidak
sebanyak yang ada di Makam Giri tadi, hanya beberapa penjual yang memadati
lorong. Saya tidak hendak membeli apa-apa, kawanku yang hendak membelikan untuk
temanya, Dodol Garut. O ya, makam Maulana Malik Ibrahim sedang dilaksanakan
pemugaran cungkup, jadi kami tadi tidak diperbolehkan masuk, hanya boleh di
halaman luar.
Beranjak
dari makam bertepatan dengan buyarnya acara haul. Otomatis jalanan super ramai.
Kami harus melawan arus ingin menuju masjid jami’ untuk melaksanakan sholat
dluhur. Kami melepas lelah dan penat di masjid jami’ ini setelah selesai
melaksanakan sholat.
Tanpa
rencana sebelumnya kami berniat untuk berkunjung ke Pantai Pasir Putih, Wisata
Segoro Indah Dalegan (WISID), Panceng Gresik. Kira-kira perjalan satu setengah
jam dari kota gresik. Setelah melalui perjalanan yang cukup menguras keringat,
kira-kira pukul 14:30 kami sampai disana. Lelah kami terbayar ketika semilirnya
angin laut menabrak tubuh kami. Hmmm, Subhanallah menakjubkan.
Ini
kali kedua saya berada disana. Tapi pertama kali bagi kawan saya ini. Serasa
berada di pantai kuta bali katanya. Iya, memang pantai dalegan ini menjadi
obyek wisata menarik bagi warga gresik dan sekitarnya. Selain dekat, tidak
perlu merogoh kocek banyak-banyak, cukup Rp.6.000 sudah bisa menikmati
keindahan panorama pantai. Namun jika membawa motor akan dikenai biaya tambahan
Rp. 2.500. Tempatnya juga bagus, ada wahana menarik juga. Yang ingin mandi di
laut disediakan ban pelampung. Pengen sebenarnya kami mandi, tapi kami tidak
membawa pakaian ganti. Niat untuk mandi kami urungkan.
Disana
kami menghabiskan waktu untuk istirahat di gubuk sebelah selatan. Ditemani
dengan sebotol Mizone untuk berdua, kami menikmati keindahan panorama pantai.
Sempat juga menuju tepi pantai untuk menyentuh asinnya air laut. Saya sempat
cuci muka dengan air laut. Terakhir kami foto-foto dengan kamera seadanya, yang
penting bisa dijadikan kenang-kenangan. O ya, kami membawa kulit kerang untuk
dibawa pulang. Pukul 16:00 kami meninggalkan pantai dengan perasaan senang dan
mengesankan.
Tujuan
terkahir kami adalah makam Sunan Ampel Surabaya. Kami tiba pukul 18:00 WIB.
Setelah memarkir motor saya langsung menuju kamar mandi yang berada di samping
makam, untuk mandi membersihkan badan setelah seharian berjibaku dengan polusi
dan teriknya matahari. Seusai sholat magrhib kami baru berdzikir dan tahlil di
makam. Dengan suasana sepi karena waktunya sholat isya’ dan bagian dalam makam
ditutup kami membaca tahlil di bagian luar makam.
Setelah
tahlil selesai, kami menyempatkan melewati lorong-lorong pedagang. Kiri kanan
jalan banyak kami temui oleh-oleh khas Ampel. Mulai dari busana muslim, kurma,
acesoris, tasbih, mainan anak-anak sampai penjual makanan. Perut kami berontak
ketika melihat lapak penjual mie ayam. Akhirnya kami memutuskan untuk
mengunjunginya, eh ternyata mie ayam habis, bukan rizki kami berarti. Kami berbelok
di Penjual Bakso sebelahnya, dan mengisi ulang perut dengan semangkuk bakso.
Sambil menikmati bakso kami asyik Ngobrol dengan dibalut saling senyum membuat
suasana makin akrab. Kamipun saling bertukar cerita. Setelah melihat arloji
menunjukan pukul 20:00 WIB, kami memutuskan untuk pulang. Hmmmm, Akhir pekan
yang mengesankan.
Muhammad
Ali Murtadlo
Surabaya, 02 November
2012 M
0 komentar:
Posting Komentar