Bukan Anggota Gafatar |
Awal mengetahui Gafatar adalah ketika saya sampai di Puncak
Kentheng Songo Gunung Merbabu. Di sana ada sebuah prasasti berbentuk segitiga
yang terbuat dari besi dengan ukiran warna kuning keemasan. Di Prasasti
tersebut tertulis “Puncak Gafatar, 3.142 Mdpl, Gafatar Maju, Gafatar
Mengabdi”. Di atasnya berkibar bendera dengan warna sinar matahari berwarna
orange.
Saya tak begitu tahu mengenai gafatar. Pikir saya waktu itu Gafatar
adalah nama sebuah perusahaan yang kerap kali membuat prasasti di puncak
gunung. Seperti Kiky (nama merk buku tulis) di Puncak Hargo Dumilah, Gunung
Lawu. Namun, setelah media gencar memberitakan tentang Gafatar, saya jadi
penasaran.
Setelah usut punya usut ternyata Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) sudah dideklarasikan di Jakarta pada 14 Agustus 2011. Mereka mengklaim bahwa Gafatar hadir Atas Nama Tuhan yang Maha Esa, sesuai amanah UUD 1945, baik yang tertulis dalam pembukaan alinea ke-4 maupun dalam pasal 29 ayat 1 Negara Berdasar Atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Untuk itu mereka bergerak di bidang sosial-budaya dalam rangka mereaktualisasikan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bendera dan Logo Terbaru |
Ajaran Gafatar terus menyebar. Hampir seluruh wilayah di Indonesia
ada jaringannya. Selain di Yogyakarta, yang mengakibatkan Dokter Rica Tri
Handayani sempat hilang sejak 30 Desember 2015 dan ditemukan pada Senin (11/1),
Gafatar juga ada di Sulawesi Tenggara. Bahkan organisasi ini telah membentuk
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di 24 Provinsi secara terang-terangan. (Jawa Pos, 13/01/16)
Siapa dan Apa itu Gafatar?
Ahmad Musaddeq (source; Youtube) |
Gafatar mengklaim, mereka adalah organisasi putra-putri Nusantara
yang bercita-cita dan bertekad untuk berperan aktif dalam proses bangsa ini
menuju negeri yang Damai Sejahtera, Nusantara Jaya sebagai Mercusuar Dunia.
Mereka menyebut bahwa Gafatar memperjuangkan konsep hidup MILLAH
ABRAHAM alias tunduk patuh hanya pada Tuhan Yang Maha Esa. Konsep ini menata
kehidupan sosial dan budaya dengan cara Tuhan Yang Maha Esa.
Gafatar juga mengklaim melihat dan menyaksikan Bapak Ahmad Musaddeq sebagai manusia yang paling paham akan kehendak dan rencana TUHAN YME akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang Damai Sejahtera.
Hal tersebut dapat disaksikan dari apa yang menjadi program kerja (buah) dan dituju Gafatar. Sosok Ahmad Musadeq yang disebut Gafatar itu adalah mantan pimpinan aliran Al-qiyadah Al Islamiyah yang sempat tenar di akhir tahun 2006 lalu karena mengaku diri sebagai rasul. Yang pasti, tahun 2006 lalu, seseorang bernama Ahmad Musadeq sempat bikin heboh karena mengaku sebagai Rasul. Ahmad Musadeq mengaku mendapatkan wahyu saat sedang bersemedi dan bertemu malaikat Jibril dan diangkat menjadi rasul untuk membawa risalah yang baru, setelah Islam.
Melirik Sinis |
Pada saat itu, Ahmad Musadeq mengklaim diri, telah memiliki
pengikut yang berjumlah ribuan di hampir sejumlah provinsi di Nusantara,
termasuk Aceh. Hal ini
kemudian dibuktikan dengan menampilkan keberadaan sejumlah pengikutnya dan
pengucapan "syahadat" massa terhadap kerasulan Ahmad Musadeq secara
live di media elektroknik.
Keberanian Ahmad Musadeq ini sempat menuai pendapat pro dan kontra di penjuru nusantara saat itu. Sebagai masyarakat, menganggap aksi Ahmad Musadeq tersebut adalah kegiatan penistaan agama Islam.
Senyum dalam Ketidaktahuan |
Banyaknya pro dan kontra itu kemudian diduga menjadi penyebab Ahmad
Musadeq menemui Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada pertengahan 2007 lalu dan
menyatakan diri untuk bertobat dan kembali pada aliran Islam. Tobatnya, disusul
dengan tobat massa para pengikut Al-qiyadah Al Islamiyah.
Nggak Bisa diberdirikan: hahaha |
Ahmad Musadeq, yang dulunya adalah seorang guru biasa di Jakarta Barat, tetap di proses secara hukum serta di seret ke pengadilan karena dinilai telah melakukan penistaan terhadap agama Islam. Sosok Ahmad Musadeq sendiri, akhirnya divonis 5 tahun penjara karena pengakuan kerasulannya.
My Favourite Avatar not Gavatar |
Setelah mendengar berita dan informasi seperti itu saya baru sadar
bahwa Gafatar merupakan sebuah organisasi keagamaan (aliran sesat) yang berkedok
dalam pergerakan sosial. Jangan-jangan ketika melihat foto-foto saya di Puncak
Merababu dengan bendera Gafatar itu, orang-orang mengira bahwa saya adalah
anggotanya. Maaf ya, saya bukan anggota Gafatar, saya penggemar Avatar!
0 komentar:
Posting Komentar